Sitanduk panjang (sumatra)

Sitanduk panjang




Alkisah hidup lah sebuah kelurga kecil, disebuah desa
Keluarga kecil itu sangat bahagia malam ini, karna sang ibu akan melahirkan seorang bayi laki-laki yang sudah lama mereka nantikan.
Akan tetapi, kegembiraan tersebut lenyap saat sang ayah mengangkat bayi laki-laki itu dan melihat nya lebih seksama.
Ternyata, bayi laki-laki itu memiliki tanduk dikepalanya.
"Bagaimana kalau orang-orang tahu tentang tanduk itu, bu?" Tanya sang ayah panik.
Ibu yang baru saja melahirkan menangis. "Jangan sampai orang-orang desa tahu. Kita akan kena malu"
"Baiklah kalau begitu, kita hanyutkan saja bayi ini si sungai."
Mendengar perkataan ayah dan ibunya, kakak perempuan bayi itu sangat sedih. Diam-diam, dia mengikuti ayahnya keluar rumah membawa bayi itu kesungai.
Bayi itu diletakkan di dalam sebuah peti yang dibekali sebutir telur dan secangkir beras. Lalu, peti itu dihanyutkan ke sungai.
Setelah ayahnya meninggalkan sungai, kakak perempuan bayi itu mengikuti pegi adiknya yang hanyut dibawa arus sungai.
Hati nya sedih sekali ketika mendengar adiknya menangis. Diapun berusaha menghibur adiknya dari pinggir sungai.
"Wahai adikku sayang, jangan engkau menangis. Jikia engkau lapar, makanlah sebutir beras agar engkau kenyang!" Kata kakak perempuan itu.
Setelah berkata seperti, tangis adiknya berhenti.
Beberapa hari kemudian, terdengar ciak ayam dari dalam peti. Kakak perempuan itu mengira pastilah telur di peti adiknya sudah menetas.
Berbulan-bulan kemudian, kakak perempuan bayi itu mengikuti peti adiknya. Dia menghibur adiknya dengan penuh kasih sayang sat adiknya menangis.
Sampai kemudian, peti itu terbawa arus sungai ke tepian. Si kakak dengan gembira meraih peti itu.
"Syukur kepadamu tuhan, akhirnya aku bisa meraih peti adikku" kata sang kakak sambil meraih peti.
Ketika peti dibuka, melompatlah seorang anak laki-laki yang gagah dan tampan. Tidak terlihat tanduk di kepalanya. Dibelakangnya, seekor ayam jantan menemaninya. Sang kakak sangat gembira melihat hal itu.
"Adikku engkaukah ini? Akhirnya, aku bisa memelukmu," kata sang kakak sambil memeluk adiknya erat-erat.
Sang adik tersenyum bahagia. "Terima kasih kakak, engkau selalu menjagaku."
Mereka lalu berjalan menuju desa terdekat dan bertegur sapa dengang banyak orang. Beberapa hari kemudian, sampailah mereka ditanah kelahirannya. Para penduduk desa menanyakan asal usul mereka.
"Kami warga desa ini, paman. Namun, kami sudah lama meninggalkan desa ini. Orangtua kami tinggal di desa tepi sungai," kata kakak perempuan.
Mendengar penjelasan itu, penduduk desa tahu siapa mereka. Kabar tentang kedatangan kakak beradik itu juga tersebar keseluruh desa. Kedua orangtua miskin yang dulu membuang sitanduk panjang mendengar kabar itu. Dengan gembira, mereka segera menemui anaknya.
Awalnya, si kakak itu masih menyimpan kemarahan. Namun, si adik membujuk kakaknya. "Kakak, bagaimanapun mereka orangtua kita. Kita harus memaafkan mereka dan tetap berbakti kepada mereka." Kata si adik lembut.
Sang kakak lalu tersenyum dan memeluk kedua orang tuanya. Begitu juga si adik. Mereka berkumpul kembali dan memulai hidup barj yang lebih bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumbal pesugihan di bukit kuntilanak

Misteri harta karun

**Dunia Cermin 3 End**